Posts

Showing posts from 2020

Menkes harus Dokter?

Kemarin (22 Desember 2020), Presiden kita melakukan reshuffle kabinet dan mengumumkan pengganti jabatan para menteri. Menteri pariwisata & ekonomi kreatif yang sebelumnya dipimpin oleh Bapak Wishnutama digantikan oleh Bapak Sandiaga Uno. Menteri agama sebelumnya Bapak Fachrul Razi digantikan oleh Bapak Yaqut Cholil. Lalu menteri sosial yang sebelumnya Bapak Juliari Batubara digantikan oleh Ibu Tri Rismahariani. Menteri perdagangan oleh Bapak Agus Suparmanto digantikan oleh Bapak M. Luthfi. Dan terakhir, menteri kesehatan yang sebelumnya dipimpin Bapak Terawan digantikan oleh Bapak Gunadi Sadikin. Di blog ini, saya tidak membahas mengenai politik karena bukan ranah saya. Akan tetapi, dari keputusan reshuffle kabinet tersebut, ada yang menarik perhatian masyarakat karena latarbelakang menteri kesehatan yang baru, bukanlah seorang Dokter. Padahal, sebelum-sebelumnya Indonesia selalu memilih menteri kesehatan dari latarbelakang Dokter. Lantas apakah beliau yang bukan Dokter tersebut

Flexible Benefit

Image
Di tempat kerjaku, banyak sekali karyawan-karyawan kompeten yang resign karena merasa dirinya tidak berkembang secara karir. Perusahaan ini baru beroperasi selama 4 tahun an dan petinggi-petingginya diisi oleh karyawan-karyawan yang berpengalaman dari pabrik lain. Sedangkan TKA (tenaga kerja asing) di sini jumlahnya sangat banyak dan mereka mengambil posisi-posisi tinggi di perusahaan. Hal tersebut membuat kami (tenaga kerja lokal) memiliki karir yang mentok. Promosi hanya berjalan di bagian produksi (operator, leader, supervisor). Sedangkan untuk staff-staffnya ya begini-begini saja (tidak berkembang secara karir). Paling mentok jadi senior staff. Jalur karir tercepat hanya dirasakan anak-anak MT ( management trainee ) yang itupun kebanyakan hanya sampai senior staff saja (sama seperti karir staff non MT) dan program ini sudah berjalan selama 3 periode (1 tahun, 1 periode). Padahal, recruiter sudah mencarikan kandidat-kandidat terbaik untuk mengisi posisi MT ini. Mereka (kandidat MT)

HRD Cidro (Toxic Relationship) 'True Story'

Image
Halo gengs, di blog kali ini akan berbeda dari blog-blog sebelumnya yang bahas dunia kerja. Karena sebenarnya ini terapi juga buat aku untuk menuliskan uneg-uneg aku tentang kegagalan relationship yang menurut aku udah ga sehat buat diri aku sendiri. Jadi, pasangan aku ini ada di beda pulau denganku karena pekerjaan. So, komunikasi kami terbatas. Dan kami sebenarnya sudah di tahap pembahasan tentang pernikahan, tapi banyak hal yang ternyata tidak bisa ditolerir. Berikut adalah kekurangannya yang selama ini terjadi di hubungan kami : 1.Tidak bisa mengambil keputusan (mudah sangat yakin, dan mudah berubah sangat tidak yakin dalam waktu cepat) ~ Dampaknya perasaan saya seringkali diterbangjatuhkan dalam waktu singkat. Misal, malam hari bahas segala list kebutuhan menikah, tempat tinggal, dll. Pagi dia bisa batalkan semuanya. Seriously ini terjadi beberapa kali. 2. Tidak bisa mengontrol diri (tau yang dilakukan salah, tapi masih dilakukan saja) ~ Saya merasa harus bantu dia terus untuk mey

Alasan bertahan di Perusahaan 'antah berantah'

Image
Meneruskan dari blog sebelumnya terkait jobless selama pandemi, sampai sekarang, 8 Juni 2020 pun kami (tim rekrut) masih juga jobless. Hari ini adalah hari pertama masuk kerja setelah libur lebaran. Selama bulan Juni ini, kami hanya akan masuk 3 hari dalam seminggu. Kalau ditanya gaji? Jelas hal ini berpengaruh ke gaji. Per Juni ini, gaji kami bukan lagi hitungan gaji pokok/ di atas UMR, melainkan berdasarkan masuk kerja saja. Ya, kalau dihitung-hitung 11 hari kerja selama Juni ini, sama dengan di bawah UMR gaji yang akan kami terima.  Selain kondisi pemasukan yang semakin mengerikan, saya juga sempat menjabarkan analisa masalah yang terjadi di perusuhaan. Lalu pertanyaan mengapa masih bertahan di perusahaan tersebut, saya akan jelaskan juga faktor apa saja yang membuat saya masih bertahan bekerja di sini sebagai berikut : 1. Dekat dengan rumah Lokasi perusahaan sangat dekat dengan rumah orangtua, hanya berjarak kurang lebih 1 kilometer saja. Sebenarnya dekat rumah memang sedang banyak

Jobless dan Analisa Masalah Perusahaan

Image
Sudah berapa minggu nih dikarantina? Bosen? Sama. Sudah mulai di titik jenuh juga nih. Senin sampai jumat masih berangkat kerja, tapi yang biasanya rekrut, sekarang terpaksa harus lockdown. Ujung-ujungnya jobless . Sudah lebih dari satu bulan ini, tim rekrut beralih fokus untuk merapikan arsip file di gudang. Sebenarnya seminggu off rekrut aja, kelar buat beresin arsip. Nah sekarang ini kami jadi mengulur-ulur penyelesaian tugas supaya tetap terlihat kerja.  Tim rekrut sudah bikin project baru juga sih, kayak web khusus rekrutmen, konseling online , dan layanan resign secara online juga. Kami terbiasa antusias saat mengerjakan sesuatu. Jadilah project tersebut kelar dalam waktu yang singkat. Sedihnya, pada masa seperti ini, project itu juga belum bisa jalan maksimal. Masih bersyukur sih, ada pemasukan dan masih punya pekerjaan. Tapi ya ada perasaan nggak enak juga, karena merasa makan gaji buta banget, huft. Ini mau nulis juga udah buntu banget deh. Tapi daripada spam di twi

Jobseeker di Tengah Pandemi Bisa Apa?

Image
Pandemi corona saat ini masih merajalela di Indonesia. Sudah 1 bulan lebih sekolah diliburkan, jalan-jalan sepi, dan beberapa pengusaha juga merugi. Sebelumnya saya pernah bahas mengenai nasib perusahaan di tengah pandemi ini. Kali ini, kita akan bahas efek pandemi ini dari sisi jobseeker . Tentu akan lebih sulit mencari lowongan kerja di masa pandemi ini dibanding kondisi sebelumnya yang normal. Perusahaan saja banyak yang harus melakukan pengurangan karyawan. Kalaupun ada lowongan, pasti sudah harus siap bersaing dengan jobseeker lain. Sedangkan bagi jobseeker , berdiam diri di rumah sudah menjadi rutinitas yang bisa dilakukan di tengah pandemi ini. Jika kalian mengalami hal serupa, please stop dari sekarang. Pandemi bukan alasan bagi jobseeker patah semangat. Bayangkan, ketika nanti pandemi berakhir, dan kalian mendapat panggilan interview ? Recruiter akan bertanya kegiatan yang kamu lakukan saat pandemi, sangat tidak menarik ketika kalian hanya mengatakan berdiam diri di ru

Karir tidak sejalan dengan jurusan

Image
Setelah lulus SMA, beberapa siswa yang ingin melanjutkan kuliah tentu akan mulai berangan-angan untuk mengambil suatu jurusan serta memilih kampus. Namun, kadangkala rencana tidak berjalan sesuai keinginan. Mereka justru belum lolos untuk menjadi mahasiswa di jurusan dan kampus yang mereka pilih. Akhirnya, seringkali mereka men- downgrade ekspektasi mereka sehingga rencana kuliah tetap berjalan meskipun harus masuk ke kampus dan jurusan yang sama sekali tidak pernah dibayangkannya. Biasanya, hal tersebut dilakukan agar memenuhi standar sosial sebagai anak kuliah sudah dicapai. Dan ternyata, saat kuliahpun bisa lulus dengan predikat cumlaude . Namun, masalah mulai muncul ketika mereka justru menjadi sarjana dan masuk ke dunia kerja. Beberapa ada yang bingung dengan jurusan yang telah diambilnya karena minimnya lowongan dengan jurusan tersebut, dan beberapa justru banting setir dengan masuk ke dunia kerja yang tidak relate dengan jurusan kuliahnya selama ini. Berdasarkan masalah

Perusahaan di tengah Pandemi

Image
Sejak Maret 2020 lalu, Indonesia mulai panik karena wabah covid-19 yang sudah mulai masuk dan menyerang warga Indonesia. Wabah ini tidak memandang, kasta, derajat, dan bisa menimpa siapa saja. Sejauh ini, sudah 2000 lebih warga yang terdeteksi positif covid-19. Segala upaya sudah banyak dilakukan seperti menjaga jarak ( physical distancing ), memakai masker, minum vitamin, menjaga kebersihan, bahkan beberapa perusahaan juga memunculkan kebijakan-kebijakan baru untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Perusahaan mulai memberlakukan bekerja dari rumah ( work from home ), yaitu tetap melakukan pekerjaan seperti biasa, namun dilakukan tanpa harus datang ke kantor. Kemudian mereka juga masih tetap bisa melakukan rapat dengan video conference . Akan tetapi, hal ini sulit dilakukan untuk beberapa pekerja seperti buruh pabrik, ojek online , atau pedagang-pedagang yang mendapatkan penghasilan harian sehingga tidak memungkinkan untuk berhenti bekerja. Untuk itu, beberapa influencer juga

The Power of 'Orang Dalam'

Image
Hai gengs... Mau bahas-bahas masalah rezeki nih. Cara seseorang dalam menemukan rezekinya memang sangat berbeda. Kalau kata orang-orang, rezeki, maut, dan jodoh itu di tangan Tuhan. Bener nggak sih? Kadang kita bertemu orang yang nampak memiliki rekam jejak akademik yang bagus, namun sulit mendapatkan pekerjaan. Kondisi lain justru berbanding terbalik dirasakan oleh seseorang yang memiliki nilai akademik biasa saja dan dengan mudah bisa masuk ke perusahaan besar. Bisa jadi, dia memang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan di luar nilai akademik semata. Perusahaan biasanya memang tidak terlalu mempedulikan nilai akademik seseorang sehingga kelayakan karyawan memiliki parameter yang lebih luas. Bisa jadi juga, mereka yang nampak mudah berpindah atau masuk ke perusahaan karena adanya bantuan dari seseorang yang seringkali disebut "orang dalam."  Sebagai Recruiter, saya sangat tidak asing dengan istilah orang dalam tersebut. Orang dalam adalah seorang karyaw

Kesalahan fatal dalam membuat CV

Image
Hai jobseekers.... Gimana progress kamu dalam mencari kerja? Sudah sampai mana nih proses seleksi kamu? Kalau kamu masih stag di apply saja, tanpa adanya panggilan kerja, bisa jadi ada yang salah nih dari CV kamu. Nah di blog kali ini saya akan bahas apa saja sih kesalahan yang sering dicantumkan dalam CV. 1. Template Kamu boleh saja menggunakan template-template yang tersedia di online. Akan tetapi, pilihlah template yang tidak terlalu berlebihan (warna warni, banyak emoticon, atau bahkan malah terlalu kaku). Template seperti gambar di blog ini adalah salah satu contoh template yang simple, tapi tidak terlalu kaku. Kecuali memang pekerjaan yang kamu lamar adalah bagian designer, art, dan sebagainya yang menuntut untuk kreatif, maka justru kamu harus membuat CV sekreatif mungkin. 2. Foto Pemilihan foto, gunakanlah foto terbaru dengan outfit yang rapi, formal, dan ekspresi yang tidak berlebihan (selfie, memegang dagu, dan sebagainya). Jika perlu, kamu bisa menambahkan

Lonjakan karir milenial melalui 'Management Trainee'

Image
Management Trainee Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mengisi booth konseling di acara jobfair di Yogyakarta. Saya cukup sedih dengan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh para jobseeker saat ini seperti, gagal tes, kesulitan membuat CV (curriculum vitae), belum menemukan passion, hingga merasa sulit mencari lowongan yang sesuai dengan jurusan. Bagi jobseeker yang kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai jurusan, mereka bisa melamar lowongan untuk semua jurusan. Kebetulan, saat itu saya coba survei ke booth-booth perusahaan yang ada di jobfair tersebut. Kebanyakan, mereka membuka peluang untuk posisi management trainee. Akan tetapi, ternyata masih banyak freshgraduate yang belum memahami management trainee itu sendiri. Management trainee adalah suatu program karir jalur cepat ( fast track career ) yang diadakan oleh perusahaan dengan tujuan menciptakan bibit-bibit calon penerus pimpinan perusahaan. Menarik bukan? Berikut adalah manfaat ketika kamu menjadi kandidat management

Kontroversi Doktor Psikologi : The Differences of Psychology Licence

Image
Baru-baru ini kita dihebohkan dengan kasus Doktor De*y S*santo yang sudah banyak melakukan terapi psikologis, serta aduan beberapa kliennya yang mengaku mendapatkan pelecahan seksual saat terapi. Padahal, seharusnya seorang therapist harus memiliki lisensi atau gelar tertentu. Dalam hal ini, terapi psikologis hanya boleh dilakukan oleh seorang psikolog dan psikiater. Psikolog dan psikiater diberbolehkan memberikan diagnosa serta penanganan terhadap masalah yang dihadapi oleh klien. Berikut saya paparkan perbedaan antara S1 Psikologi, S2 Psikologi, Psikolog, Doktor Psikologi, serta psikiater. The differences of psychological licence S1 Psikologi : merupakan mahasiswa S1 dengan jurusan psikologi, sehingga disebut dengan sarjana psikologi. Karena S1, maka mereka memiliki peluang kerja yang masih luas seperti admin, pegawai bank, asisten psikolog, dll. Sarjana psikologi ini juga belum diperkenankan untuk melakukan diagnosa psikologis, apalagi memberikan penanganan atau terapi psik

Tim Rebahan Wajib Baca

Image
Rebahan mode on Hai gengs, kalau liburan atau ada waktu luang, biasanya yang kamu lakukan apa sih? Beberapa orang mungkin ada yang berlibur, menjalani hobi, olahraga, baca buku, atau hanya di rumah. Baru-baru ini, kita sering dengar istilah kaum rebahan. Istilah tersebut ditujukan bagi orang-orang yang cenderung tidak suka melakukan aktifitas fisik atau mager (males gerak). Terlebih, bahkan tak sedikit orang-orang saat ini melabeli dirinya sebagai tim rebahan dengan dalih sebagai tim yang nggak mau ikut-ikutan, dan berada di zona nyaman. Apalagi sekarang ini, manusia dipermudah dengan internet sehingga tanpa perlu bergerak banyak, ia sudah dapat melakukan banyak hal seperti jualan online, memesan makanan lewat jasa antar, membayar tagihan secara online, bahkan mencari jodoh pun bisa secara online (ups). Saya yakin, di antara pembaca ini pasti sangat banyak yang menikmati easy life ini, termasuk tim rebahan. Lalu, apakah menjadi tim rebahan itu sehat secara psikologis? Secara s