The Power of 'Orang Dalam'

Hai gengs... Mau bahas-bahas masalah rezeki nih. Cara seseorang dalam menemukan rezekinya memang sangat berbeda. Kalau kata orang-orang, rezeki, maut, dan jodoh itu di tangan Tuhan. Bener nggak sih? Kadang kita bertemu orang yang nampak memiliki rekam jejak akademik yang bagus, namun sulit mendapatkan pekerjaan. Kondisi lain justru berbanding terbalik dirasakan oleh seseorang yang memiliki nilai akademik biasa saja dan dengan mudah bisa masuk ke perusahaan besar. Bisa jadi, dia memang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan di luar nilai akademik semata. Perusahaan biasanya memang tidak terlalu mempedulikan nilai akademik seseorang sehingga kelayakan karyawan memiliki parameter yang lebih luas. Bisa jadi juga, mereka yang nampak mudah berpindah atau masuk ke perusahaan karena adanya bantuan dari seseorang yang seringkali disebut "orang dalam." 

Sebagai Recruiter, saya sangat tidak asing dengan istilah orang dalam tersebut. Orang dalam adalah seorang karyawan yang sedang bekerja di suatu perusahaan, lalu merekomendasikan seseorang untuk bisa join dengan perusahaan tempatnya bekerja. Misalkan saja Pak Budi seorang Manager Akunting, saat ini sedang membutuhkan staff akunting. Lalu Ibu Rossa selaku rekan kerja Pak Budi ini memberikan usulan kandidat yang dikenalnya dan dirasa cocok bekerjasama dengan Pak Budi. Dari contoh kasus ini, Ibu Rossa inilah yang disebut orang dalam. Setelah itu, kandidat yang direkomendasikan oleh Ibu Rossa ini, akan tetap mengikuti tes seperti pelamar lain dan hasil tesnya pun memang sesuai dengan karakter karyawan yang dibutuhkan Pak Budi. Hal ini sebenarnya sah-sah saja dilakukan dan memang sering terjadi di suatu perusahaan. Yang menjadikan kesan 'orang dalam' ini menjadi negatif saat ini adalah beberapa poin seperti di bawah ini :
  • Orang dalam membawa kandidat yang tidak qualified
  • Kandidat bawaan orang dalam memiliki attitude yang kurang baik
  • Orang dalam membawa kandidat untuk bekerja 1 tim dengannya
  • Adanya perlakuan spesial orang dalam terhadap kandidat bawaannya sehingga menarik perhatian pelamar lain
Meskipun begitu, memiliki link orang dalam ini juga memiliki manfaat buat kamu. Misalkan saja nih, kamu sudah berusaha apply beberapa kali ke perusahaan. Namun karena lamaran yang masuk mungkin terlalu banyak, akhirnya lamaran kamu pun tidak sampai ke tangan HRD. Nah, jika kamu punya kenalam orang dalam, maka kamu bisa langsung titipkan lamaran kamu untuk langsung disampaikan ke bagian HRD. Berdasarkan pengalaman juga nih, kami (HRD) juga seringkali heran baru menemukan kandidat yang bagus setelah lamarannya di notice oleh orang dalam. Dan setelah tahu, ternyata kandidat tersebut sudah puluhan kali melamar ke perusahaan.

Jadi, buat kamu yang punya banyak link orang dalam, bersyukurlah. Tapi, jangan sampai hal tersebut menjadikan dirimu menjadi pribadi yang tidak berkembang ya. Ingat kan, baru-baru ini presiden kita baru saja menunjuk 7 staff khusus kepresidenan dari kalangan milenial. Banyak netizen yang menghujat karena mereka memiliki privilege sehingga dianggap tidak kompeten untuk menjadi staff kepresidenan dengan gaji yang cukup tinggi. Padahal, mereka ini sebelumnya juga memiliki pekerjaan yang tak kalah luar biasa dengan pekerjaan sebagai staff kepresidenan. Ya, terlepas mereka memang sebelumnya sudah memiliki privilege dengan presiden, saya rasa mereka memang pantas dan memang kompeten untuk menjalankan tugas itu. Intinya, privilage atau orang dalam, semua itu tidak akan berarti kalau kamu sendiri tidak kompeten.

Comments

  1. Artikel yang bagus cocok buat referensi

    Baca juga artikel tentang 5R ditempat kerja

    https://caramurahmeriah.blogspot.com/2018/11/pengertian-5r-di-tempat-kerja.html?m=1

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Im getting married

Kontroversi Doktor Psikologi : The Differences of Psychology Licence

Tim Rebahan Wajib Baca