HRD Cidro (Toxic Relationship) 'True Story'

Halo gengs, di blog kali ini akan berbeda dari blog-blog sebelumnya yang bahas dunia kerja. Karena sebenarnya ini terapi juga buat aku untuk menuliskan uneg-uneg aku tentang kegagalan relationship yang menurut aku udah ga sehat buat diri aku sendiri. Jadi, pasangan aku ini ada di beda pulau denganku karena pekerjaan. So, komunikasi kami terbatas. Dan kami sebenarnya sudah di tahap pembahasan tentang pernikahan, tapi banyak hal yang ternyata tidak bisa ditolerir. Berikut adalah kekurangannya yang selama ini terjadi di hubungan kami :

1.Tidak bisa mengambil keputusan (mudah sangat yakin, dan mudah berubah sangat tidak yakin dalam waktu cepat) ~ Dampaknya perasaan saya seringkali diterbangjatuhkan dalam waktu singkat. Misal, malam hari bahas segala list kebutuhan menikah, tempat tinggal, dll. Pagi dia bisa batalkan semuanya. Seriously ini terjadi beberapa kali.

2. Tidak bisa mengontrol diri (tau yang dilakukan salah, tapi masih dilakukan saja) ~ Saya merasa harus bantu dia terus untuk meyakinkan bahwa yang dilakukan salah, tapi tidak pernah berhasil dan merasa gagal menjadi pasangan yang baik.

3. Selalu playing victim (mengatasnamakan terganggu jiwanya ketika sadar yang dilakukan salah) ~ Permasalahan yang dialaminya itu dibuat sendiri olehnya, tapi selalu minta tolong orang lain memakluminya.

4. Komunikasi hanya searah (seringkali dia yang kontak dulu, tapi ketika kita yang butuh, dia tidak pernah ada) ~ Saya merasa tidak menjadi prioritas dia. Dia hanya fokus ke diri (ego) dia sendiri.

5. Penyelesaian masalah tidak clear (ambil keputusan sepihak, block nomor whatsapp) ~ Perasaan saya cemas, merasa bersalah, terobsesi untuk mengambil hatinya supaya tidak melakukan itu, takut kehilangan.

6. Mudah sekali berbohong (dengan A bilangnya apa, dengan B bilangnya lain) ~ Saya kehilangan kepercayaan padanya, dan itu membuat saya selalu menerka-nerka, over thinking, dan mudah luluh dengan planning-planning dia tentang menikah.

7. Tidak selesai dengan masa lalunya (masih membawa hubungan masa lalunya di hubungan saat ini) ~ Ini terfatal dan menurut saya akar dari semua masalah di atas. Di sini dia kembali, di sini dia menjadi suram, dan di sini pula semua angan-angan saya tergadaikan begitu saja. Dia tidak bisa meninggalkan masa lalunya yang sulit dicapainya. Sebenarnya ini adalah angan-angan yang dia inginkan, dan aku yang dijadikan tempat dia memperjuangkan angan-angan semunya.

Dari sikap-sikap di atas, itu adalah kekurangan yang dimilikinya yang tidak bisa saya tanggung resikonya. Sejauh ini saya yang coba kasih kesempatan dia untuk kelarin masalah dia sendiri. Dia ada keinginan, tapi tidak juga ada tindakan. Dan itu di luar kontrol saya, alias bukan kendali saya. Saya tidak bertanggung jawab atas pemikiran dan tindak lakunya. Jika dia sendiri ruwet dengan dirinya, terlebih masalah sereceh perempuan, memang lebih baik untuk tidak diteruskan.

Kecewa, sedih, itu pasti. Tapi mau bagaimana lagi. Itu bukan kendaliku. Yang bisa aku kontrol adalah diriku sendiri, bukan orang lain. Jadi, kucoba sambil nulis nih. Apa sih yang aku inginkan setelah ini?

1. Deal with my self untuk tidak mudah luluh dengannya

2. Terus tanamkan mindset bahwa ini tidak akan bisa dilanjutkan (*ketika dia belum berubah) dan untuk berubah, pasti butuh waktu dan saya nggak mau direpotin dengan hal itu

3. Menutup akses kontak dengannya (karena saya tau batas diri saya akan potensial untuk luluh ketika masih menjalin komunikasi dengannya)

4. Ke Psikolog (saya ingin katarsis) dan meningkatkan self love. FYI hari ini aku hubungi salah satu senior psikolog klinis yang praktek di RS di kotaku dan beliau pas tau bahwa aku sendiri yang mau konsul malah memudahkan untuk bisa datang langsung ke rumah atau RS tanpa urus administrasi yang ribet. How lucky I am.

5. Memperbanyak relasi

6. Evaluasi, bagian mana yang membuat saya selalu dipertemukan dengan orang serupa

7. Membuka hati dan berdoa terus untuk susah senangku kupasrahkan padaNya

So guys, terima kasih untuk meluangkan waktu dan kuotanya untuk membaca kisah cidro ini. Saya manusia biasa. Saya orang yang bertumbuh juga. Namun jika saya tumbuh di ladang yang tandus, saya akan mati. Padahal tugas saya sebagai Psikolog juga harus menumbuhkan jiwa-jiwa lain. Hubungan ini mematikan saya. Semoga ada sesuatu yang bisa kita petik dari masalah ini. Lets move, love u guys....

Comments

Popular posts from this blog

Im getting married

Kontroversi Doktor Psikologi : The Differences of Psychology Licence

Tim Rebahan Wajib Baca