Alasan bertahan di Perusahaan 'antah berantah'


Meneruskan dari blog sebelumnya terkait jobless selama pandemi, sampai sekarang, 8 Juni 2020 pun kami (tim rekrut) masih juga jobless. Hari ini adalah hari pertama masuk kerja setelah libur lebaran. Selama bulan Juni ini, kami hanya akan masuk 3 hari dalam seminggu. Kalau ditanya gaji? Jelas hal ini berpengaruh ke gaji. Per Juni ini, gaji kami bukan lagi hitungan gaji pokok/ di atas UMR, melainkan berdasarkan masuk kerja saja. Ya, kalau dihitung-hitung 11 hari kerja selama Juni ini, sama dengan di bawah UMR gaji yang akan kami terima. 
Selain kondisi pemasukan yang semakin mengerikan, saya juga sempat menjabarkan analisa masalah yang terjadi di perusuhaan. Lalu pertanyaan mengapa masih bertahan di perusahaan tersebut, saya akan jelaskan juga faktor apa saja yang membuat saya masih bertahan bekerja di sini sebagai berikut :
1. Dekat dengan rumah
Lokasi perusahaan sangat dekat dengan rumah orangtua, hanya berjarak kurang lebih 1 kilometer saja. Sebenarnya dekat rumah memang sedang banyak pabrik-pabrik baru. Namun, perusahaan saya ini termasuk salah satu yang terbaik di kota ini. Saya juga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk kos dan makan, hehe.
2. Jabatan linear dengan studi
Saya menempuh studi S2 profesi psikologi dan kebetulan selama ini lebih expert di alat tes psikologi. Ketika saya melamar di perusahaan ini, ternyata memang yang sedang dibutuhkan adalah Staff HRD Rekrutmen. Jadi saya cukup yakin dengan kemampuan dan lisensi yang saya punya.
3. Tidak banyak saingan
Secara kebetulan, di divisi rekrutmen ini belum ada lulusan psikologinya sehingga kehadiran saya di sini cukup banyak dibutuhkan untuk order alat tes, menyusun standar kompetensi, serta membuat laporan hasil psikotes, dan pengadaan layanan konseling bagi karyawan.
4. Gaji yang cukup bersaing untuk ukuran kota kecil
Sebelumnya, saya punya impian untuk bekerja di Jogja. Namun gaji yang mereka tawarkan sangat jauuuuuh dari ekspektasi. Intinya hanya cukup untuk bayar kos dan makan 1 bulan saja. Sedangkan di sini, saya digaji setara staff dengan masa kerja 3 tahun (bukan senior staff). Jadi, sangat lumayan karena ekspektasi saya hanya digaji fresh graduate S1.
5. Jobdes yang tidak begitu berat
Jujur, perusahaan ini menurut saya terlalu gemuk. Sudah terlanjur banyak personel namun tidak sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan. Alhasil, jobless. Positifnya, kita jadi banyak waktu luang yang bisa digunakan untuk menulis blog seperti ini, atau jualan online (psstttt).
6. Usia (wkwk)
Usia saya sebagai wanita sudah tidak muda lagi. Untuk mencari jenjang karir sebenarnya sudah kelewat terlambat. Apalagi saya belum menikah, dan orangtua mau dekat dengan anak-anaknya.

Kurang lebih itu sih beberapa faktor yang membuat saya masih memilih bertahan bekerja di perusahaan ini. Harapan saya sih, perusahaan lebih memperhatikan jenjang karir yang jelas, serta terbuka terhadap perubahan. Karena, sebenarnya banyak orang-orang kompeten yang terjebak harus bekerja di tempat kecil seperti ini karena faktor keluarga dsb. Jadi sangat disayangkan jika mereka tidak bisa berkembang di sini.

Comments

Popular posts from this blog

Im getting married

Kontroversi Doktor Psikologi : The Differences of Psychology Licence

Tim Rebahan Wajib Baca